dr. Erna Bagiari, Sp.Jp

Menurut CDC (2019), Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu penyakit jantung yang disebabkan karena adanya penumpukan plak pada pembuluh darah arteri jantung. Penumpukan plak ini umumnya disebabkan karena adanya deposit kolesterol yang tinggi dalam darah. Bersama dengan subtansi lainnya, deposit kolesterol tersebut akan menimbulkan plak pada pembuluh darah arteri jantung. Plak yang menumpuk ini makin lama akan mengakibatkan penyempitan pada pembuluh darah arteri jantung, yang pada akhirnya dapat menyumbat aliran darah baik secara total atapun parsial. Proses penyempitan pembuluh darah akibat adanya plak tersebut dinamakan aterosklerosis. Lalu apa yang terjadi bila pembuluh darah arteri jantung kita mengalami penyumbatan aliran darah akibat adanya plak? hal tersebut akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, mulai dari terjadinya angina pectoris (nyeri dada) sampai infark jantung, yang dalam masyarakat umum di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

Menurut CDC (2019), Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu penyakit jantung yang disebabkan karena adanya penumpukan plak pada pembuluh darah arteri jantung. Penumpukan plak ini umumnya disebabkan karena adanya deposit kolesterol yang tinggi dalam darah. Bersama dengan subtansi lainnya, deposit kolesterol tersebut akan menimbulkan plak pada pembuluh darah arteri jantung. Plak yang menumpuk ini makin lama akan mengakibatkan penyempitan pada pembuluh darah arteri jantung, yang pada akhirnya dapat menyumbat aliran darah baik secara total atapun parsial. Proses penyempitan pembuluh darah akibat adanya plak tersebut dinamakan aterosklerosis. Lalu apa yang terjadi bila pembuluh darah arteri jantung kita mengalami penyumbatan aliran darah akibat adanya plak? hal tersebut akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, mulai dari terjadinya angina pectoris (nyeri dada) sampai infark jantung, yang dalam masyarakat umum di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

Lantas apakah semua yang mengalami PJK pasti berujung mengalami serangan jantung? Tentu tidak, manifestasi PJK tidak hanya kejadians serangan jantung namun bisa menyebabkan komplikasi penyakit jantung lainnya. Kejadian serangan jantung pula dapat dikendalikan dengan melakukan pemeriksaan berkala terhadap kondisi jantung kita. Dan penanganan awal pada seseorang yang mengalami serangan jantung tentunya bukan dengan menepuk lengan orang tersebut. Namun dengan melakukan bantuan hidup dasar yang di dalamnya terdapat komponen kompresi jantung paru.

Bila seseorang memiliki salah satu faktor resiko diatas, kita dapat membekali diri kita dengan rutin melakukan pemeriksaan berkala untuk memonitor kesehatan jantung. Pemeriksaan paling sederhana yang dapat dilakukan adalah seperti rutin mengontrol kenaikan berat badan, serta mengetahui lingkar perut. Karena lingkar perut menjadi salah satu indikator penentu apakah seseorang mengalami obesitas sentral atau tidak. Lingkar perut diatas 80cm pada perempuan ataupun diatas 90cm pada laki-laki dapat menjadi salah satu indikator terjadinya obesitas sentral. Dimana kejadian obesitas kerap disertai dengan adanya peningkatan kadar kolesterol sebagai substansi utama pembentuk plak. Meskipun hal tersebut memang tidak selalu mutlak terjadi. Hal selanjutnya yang dapat di kontrol adalah tekanan darah, karena tekanan darah yang tinggi tentunya memiliki resiko tidak hanya dalam terjadinya penyakit jantung namun juga penyakit lainnya seperti mata dan stroke.

Untuk mengetahui kadar kolesterol, dapat dilakukan dengan melalukan pemeriksaan darah di laboratorium. Kadar kolesterol yang diperhatikan adalah nilai Kolesterol total, HDL, LDL dan juga Trigliserida. Kadar kolesterol total dan LDL yang tinggi biasanya menjadi indikator utama dalam terjadinya penumpukan plak di pembuluh darah arteri jantung. Selain itu, pada seseorang dengan faktor resiko PJK, dokter spesialis jantung akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan ECG (electrocardiography). Dengan pemeriksaan  ECG dapat diketahui kemungkinan adanya kelainan pada jantung Anda dengan tingkat ketepatan 40%. Kemudian bila dianggap perlu Anda akan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan treadmill echocardiography. Dimana pada pemeriksaan tersebut seseorang akan diminta untuk berlari diatas sebuah treadmill dan dipasang alat untuk memonitor kondisi jantung selama proses treadmill dilakukan. Tes treadmill echocardiography umumnya memakan waktu 10-15 menit dan tenaga kesehatan yang bertugas akan memberikan informasi terkait persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan treadmill echocardiography. Selain dua pemeriksaan diatas ada pula pemeriksaan Echocardiography. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk melihat kondisi struktur, ukuran, otot, dan katup jantung.(and)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">HTML</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*

Hi, How Can We Help You?
icon call center
Home Care
081337313044
icon call center
Call Center
(0361) 954573
icon call center
On Call/Alarm Center
081390249270