dr. Indra Prasetya Sp.BTKV

Seringkah anda merasakan pegal dan nyeri pada kaki, terutama di daerah betis? Apakah terdapat tonjolan urat-urat kebiruan, dan berkelok-kelok seperti cacing? Apakah nyerinya semakin terasa disaat kaki anda tidak bergerak? Jika YA, besar kemungkinan anda menderita varises.

Seringkah anda merasakan pegal dan nyeri pada kaki, terutama di daerah betis? Apakah terdapat tonjolan urat-urat kebiruan, dan berkelok-kelok seperti cacing? Apakah nyerinya semakin terasa disaat kaki anda tidak bergerak? Jika YA, besar kemungkinan anda menderita varises.

            Varises pada kaki disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya ada faktor keturunan, dimana kalau kedua orang tua memiliki varises, 90% kemungkinan anaknya akan menderita varises, jika salah satu orang tua menderita varises, ada kemungkinan 25% untuk terjadi varises pada anak laki-laki, dan 60% pada anak perempuan. Selanjutnya ada faktor usia, dimana semakin tua otot kaki dan otot dinding pembuluh darah kita akan semakin melemah.

Selain kedua faktor diatas kehamilan juga merupakan salah satu faktor terjadinya varises. Terdapat 3 hal yang terjadi selama kehamilan, volume darah meningkat karena adanya janin, terjadi perubahan hormonal, dan terjadi pembesaran uterus yang berpotensi mengganggu aliran pembuluh darah vena di kaki sehingga memicu terjadinya varises.

Posisi tubuh juga akan mempengaruhi resiko terjadinya varises. Pada saat kita berdiri, darah banyak dialirkan ke kaki akibat pengaruh gravitasi. Tekanan vena di kaki saat berdiri bisa mencapai 10 kali lipat lebih besar dibandingkan saat posisi tidur, hal ini tentu membebani vena dan apabila terjadi dalam waktu berkepanjangan dapat menyebabkan varises.

Faktor obesitas juga dapat menyebabkan terjadinya varises karena penderita obesitas umumnya memiliki volume darah lebih banyak. Hal ini akan memberi beban lebih besar pada pembuluh darah vena. Faktor resiko eksternal lainnya adalah kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Dua aktivitas favorit umat manusia ini lagi-lagi berpotensi membawa masalah, hal ini karena kandungan zat pada rokok dan alkohol yang dapat melemahkan dinding pembuluh darah vena yang meningkatkan resiko terjadinya varises.

dinding pembuluh darah vena yang meningkatkan resiko terjadinya varises.

            Lantas bukankah varises ini hanya memberikan masalah dari segi kosmetik saja? Kita kupas lebih lanjut ya. Gejala awal yang ditimbulkan oleh varises umumnya hanya berupa rasa pegal atau lekas lelah pada kaki saat beraktivitas. Seiring waktu, akan mulai timbul pembuluh darah vena yang menonjol dan berkelok-kelok. Bila dibiarkan lebih lama lagi, akan timbul rasa nyeri, bengkak, menghitam, gatal, hingga muncul luka koreng pada mata kaki yang sulit sembuh, kalau lukanya meluas sampai mengenai pembuluh darah. Apabila hal tersebut terjadi dapat menyebabkan adanya perdarahan hebat yang bisa mengancam nyawa. Selain itu, bekuan darah yang terbentuk akibat aliran vena yang tidak lancar dapat membuat emboli paru yang berakibat fatal. Nah jadi masalah dari varises ini bukan hanya sekedar kosmetik saja ya,  namun juga terdapat masalah kualitas hidup, bahkan sampai bisa mengancam jiwa.

Tatalaksana varises dapat berupa pengobatan non bedah dan juga tindakan pembedahan, tergantung dari tingkat keparahannya. Tindakan non bedah yang digunakan sepert penggunaan stocking dan tindakan skleroterapi (suntik obat untk varises). Stocking umumnya digunakan untuk mencegah timbulnya varises sedari awal, atau mencegah varises yang sudah ada bertambah parah. Stocking sebaiknya mulai digunakan apabila memiliki faktor resiko untuk terjadinya varises, seperti soseorang yang bekerja dan membutuhkan waktu berdiri lama atau orang yang kerap melakukan perjalanan baik darat maupun udara selama berjam-jam. Sedangkan skleroterapi adalah penyuntikkan medikamentosa terhadap varises. Namun hal ini tidak efektif dilakukan untuk varises yang telah membesar hingga menonjol. Tindakan pembedahan justru lebih disarankan pada varises yang sudah menonjol atau disertai luka. Untuk pembedahan terdapat beberapa teknik, ada yang menggunakan pisau bedah, dan ada yang minimal invasif dengan laser, radiofrekuensi, atau ablasi mekanis. Tindakan pembedahan pada varises memili bekas sayatan yang cukup kecil, sekitar 2-3 cm. Setelah pembedahan pasien bisa langsung menjalani aktivitas seperti biasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">HTML</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*

Hi, How Can We Help You?
icon call center
Home Care
081337313044
icon call center
Call Center
(0361) 954573
icon call center
On Call/Alarm Center
081390249270