dr. Suryawati, Sp.Jp
Tamponade jantung merupakan suatu kondisi gawat darurat yang harus segera ditangani. Kondisi ini ditandai dengan terganggunya fungsi jantung dalam memompa darah akibat adanya tekanan yang kuat yaitu tekanan perikardial melebihi tekanan dalam ruang jantung. Tamponade jantung merupakan diagnosis klinis yang disebabkan oleh peningkatan volume kritis dari cairan dalam perikardium yang menghalangi aliran darah sampai ke ventrikel. Adanya cairan atau darah pada ruang antar otot jantung dengan selaput pembungkus jantung (perikardium) mengakibatkan jantung kesulitan dalam memompa darah ke seluruh tubuh sehingga anggota tubuh lain mengalami kekurangan pasokan darah. Hal ini adalah suatu kondisi yang dapat mengancam nyawa (Peter, 2013).
Penyebab terjadinya tamponade jantung ialah karena adanya cairan pada ruang antar otot jantung dengan perikardium ini dapat disebabkan oleh infeksi dan non infeksi (Ahmed, 2014). Pada kasus tamponade jantung yang disebabkan karena infeksi dapat terjadi oleh adanya infeksi virus, bakteri, jamur dan parasit. Pada umumnya 4-5% bakteri tuberkulosis menyebabkan perikarditis (peradangan pada perikaridum). Sedangkan untuk penyebab tamponade non infeksi, dapat disebabkan oleh banyak kondisi antara lain :
- Penyakit Autoimun Sistemik misalnya Lupus, artritis reumatoid (peradangan kronis pada sendi), skleroderma (gangguan autoimun yang menyebabkan kulit menebal dan mengeras).
- Sindrom cedera perikardial misal akibat komplikasi prosedur tindakan bedah invasive
- Autoreaktif
- Kanker (misalnya kanker payudara dan paru-paru)
- Tumor primer (misalnya mesothelioma perikardial)
- Tumor metastase sekunder (paru-paru, payudara, limfoma, dan melanoma)
- Metabolik (misalnya tingginya kadar ureum dalam darah)
- Trauma (misalnya trauma tumpul pada bagian dada)
- Cedera langsung dan tidak langsung
- Paparan radiasi
- Obat-obatan atau racun
- Hemodinamik (gagal jantung, hipertensi pulmonal, hipoalbumin)
- Diseksi aorta (robeknya dinding pembuluh darah aorta)
Gejala klinis sesorang yang mengalami tamponade jantung ialah (Yehuda et all, 2015):
- Kebiruan pada bibir
- Sesak nafas
- Lemas dan pucat
- Nyeri dada yang menyebar hingga leher, bahu, punggung, atau perut
- Perubahan status mental (seperti penurunan kesadaran, cemas/gelisah)
- Tekanan Vena Jugularis meningkat
- Hipotensi (penurunan tekanan darah yaitu sistolik <100 mmhg)
- Takikardi (peningkatan denyut nadi/berdebar)
- Pulsus paradoksus (penurunan tekanan sistolik > 10 mmHg pada saat inspirasi atau menarik nafas)
Pada pemeriksaan klinis dapat ditemukan “Beck’s triad”, yaitu (Siva,2017)
- Penurunan tekanan darah
- Distensi vena jugularis (akibat mningkatnya tekanan dalam rongga jantung)
- Bunyi jantung teredam atau terdengar jauh (karena adanya cairan yang mengelilingi jantung)
Tamponade Jantung adalah kondisi darurat yang harus ditangani segera. Ada beberapa penunjang yang dapat dilakukan untuk mendeteksi terjadinya tamponade jantung, antara lain (Eva R, 2013) :
- Elektrokardiogram (untuk menilai irama dan kerja jantung)
- Foto Thorax (tampak pembesaran cairan lebih 250ml)
- Ekokardiografi / USG jantung (pemeriksaan non invasif yang paling akurat dan disini akan tampak cairan di dalam kavum perikardium dan kadang-kadang ada metastasis pada dinding perikardium)
- CT scan thorax (untuk melihat kelainan di sekitar jantung)
- MRI thorax (untuk melihat kelainan di sekitar jantung)
- Angiografi koroner (untuk menilai kondisi pembuluh darah koroner jantung)
- Katerisasi jantung
- Laboratorium
Apabila dari pemeriksaan fisik dan penunjang yang dilakukan ditemukan kecurigaan terjadinya tamponade jantung, maka pasien dengan kondisi ini harus segera mendapatkan penanganan di rumah sakit. Dokter akan melakukan penanganan awal kegawatdaruratan. Pemberan oksigen dan obat-obatan untuk meringankan kerja jantung. Apabila sampai terjadi syok, akan segera diberikan penanganan untuk mampu meningkatkan tekanan darah. Selanjutnya harus dilakukan konsultasi dengan spesialis jantung untuk dilakukan tindakan pericardiocentesis yaitu suatu tindakan invasif dengan memasukkan jarum ke dalam perikardium untuk menyedot atau mengeluarkan cairan di dalam kantong perikardium untuk mengurangi tekanan pada jantung. Selanjutnya akan dicari tahu mengenai penyebab terjadinya Tamponade Jantung dan dilakukan penanganannya.(pps)
Sumber:
Adam Malik Medan. CDK-202/ vol. 40 no. 3, th. 2013
Ahmed Abuzaid et al.Review article: Cardiac Tamponade, a Clinical Challenge. University,
Internal Medicine department, Omaha, NE, USA. Journal of Clinical & Invasive Cardiology. Volume 1. 2014
Eva R, Zainal S. Laporan Kasus: Perikardiosentesis pada Efusi Perikardium Masif. Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP H.
Peter o, andrew B. Cardiac Tamponade Anaesthesia Tutorial of the Week 283. St. George’s Hospital, London ,UK. 18 th March 2013
Siva B. Mohan and George A. Stouffer. Cardiac tamponade. Cardiovascular Hemodynamics for the Clinician, Second Edition. John Wiley & Sons Ltd. 2017
Yehuda Adle, et all. 2015 ESC Guidelines for the diagnosis and management of pericardial
diseases (The Task Force for the Diagnosis and Management of Pericardial Diseases of the
European Society of Cardiology). European Heart Journal. 2015