dr. Mega Indahsari
Apa itu Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)?
Lupus, atau secara medis dikenal sebagai lupus eritematosus sistemik (LES), SLE adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringannya sendiri, menyebabkan peradangan luas dan kerusakan jaringan pada organ yang terkena. Ini dapat mempengaruhi persendian, kulit, otak, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah.
Gejala umum yang terjadi meliputi demam, nyeri dan bengkak persendian, rambut rontok, sariawan, pembengkakan kelenjar getah bening, rasa lelah, dan ruam merah yang paling sering terjadi di wajah. Dalam penyakit Lupus ada periode penyakit flare dimana banyak keluhan yang muncul, dan periode remisi yang hanya sedikit gejala. Tidak ada obat untuk lupus, namun intervensi medis dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikannya.
Seberapa seriuskah SLE?
Keseriusan SLE dapat berkisar dari ringan hingga mengancam jiwa. Penyakit ini sebaiknya ditangani oleh dokter atau tim dokter yang khusus menangani pasien SLE. Penderita lupus yang mendapatkan perawatan medis, perawatan preventif, dan pendidikan yang tepat dapat meningkatkan fungsi dan kualitas hidup secara signifikan.
Penyebab SLE hingga kini tidak diketahui secara pasti. Namun diyakini melibatkan kombinasi faktor genetika dan lingkungan. Di antara kembar identik, jika salah satu terkena penyakit ini, ada kemungkinan 24% yang lain juga akan terkena penyakit ini. Hormon seks wanita, sinar matahari, merokok, kekurangan vitamin D, dan infeksi tertentu juga diyakini dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap SLE. Wanita usia subur terkena penyakit ini sekitar sembilan kali lebih sering dibandingkan pria. Meskipun paling sering dimulai antara usia 15 dan 45 tahun, namun berbagai usia dapat terkena dampaknya.
Apa tanda-tanda dan gejalanya?
Penderita SLE mungkin mengalami berbagai gejala yang meliputi kelelahan, ruam kulit, demam, dan nyeri atau bengkak pada persendian. Pada beberapa orang dewasa, gejala SLE yang disebut flare (kambuhnya penyakit SLE) dapat terjadi sesekali, kadang-kadang bahkan dalam jangka waktu bertahun-tahun, dan hilang pada waktu lain yang disebut remisi. Namun, orang dewasa lainnya mungkin mengalami kambuhnya SLE lebih sering sepanjang hidup mereka.
Gejala lain dapat berupa sensitivitas terhadap sinar matahari, sariawan, radang sendi, masalah paru-paru, masalah jantung, masalah ginjal, kejang, psikosis, serta kelainan sel darah dan imunologi.
Siapa yang berisiko terkena SLE?
SLE dapat menyerang semua usia, termasuk anak-anak. Namun, wanita usia subur 15 hingga 44 tahun memiliki risiko terbesar terkena SLE. Perempuan dari segala usia jauh lebih terkena dampaknya dibandingkan laki-laki (perkiraan berkisar antara 4 hingga 12 perempuan untuk setiap 1 laki-laki).