dr. Suardamana, Sp.PD

          AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) disebabkan oleh karena infeksi HIV atau Human Immunodeficiency Virus yang awal mulanya berasal dari virus yang menginfeksi monyet dan simpanse. HIV merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Makin banyak sel CD4 yang hancur, maka daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit. HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS, stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Infeksi HIV mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun bahkan satu dekade dan seseorang dengan infeksi HIV dapat merasa baik-baik saja. Pada fase inilah seseorang dapat secara tidak sadar menginfeksi atau menyebabkan penyebaran virus pada orang lain.

          Menurut beberapa penelitian kasus baru infeksi HIV justru banyak terjadi pada kelompok masyarakat menengah kebawah. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk  diantaranya kurangnya pendidikan, kemiskinan, dan juga stigma. Stigma kerap kali menjadi salah satu masalah utama terlambatnya seseorang dengan infeksi HIV mendapatkan kepastian penyakit bahkan penanganan. Akibat stigma yang masih terjadi pada masyarakat, seseorang dengan resiko infeksi HIV kerap tidak mau membuka diri untuk melakukan pemeriksaan bahkan mencari pertolongan. Ketakutan akan pengucilan, dipandang negatif seringkali membuat seseorang justru menutupi kondisi penyakit serius yang dialami. Padahal, untuk dapat diketahui, tidak semua orang dengan infeksi HIV bermula dari gaya hidup yang di cap negatif. Ada seseorang yang justru terlahir dengan HIV, terinfeksi dari salah satu orang tua yang mungkin menderita infeksi tersebut selama bertahun-tahun. Ada pula seseorang dengan resiko pekerjaan yang mungkin secara tidak sengaja terinfeksi akibat kontaminasi benda disekitar tempat bekerja, contohnya resiko yang dimiliki tenaga medis. Masyarakat kerap melupakan resiko-resiko tersebut, sehingga stigma muncul di masyarakat dan membuat orang dengan HIV atau ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) sebutannya, enggan mencari pertolongan.

          Mari kenali resikonya! HIV tidak menyebar melalui jabat tangan, atau hanya sekedar berbicara, menggunakan pakaian yang sama dan duduk bersebelahan. Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik. Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman, menggunakan jarum suntik bersama-sama, melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup dan transfusi darah. HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita. Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus secara rutin mendapatkan pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV). ARV bekerja mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh. Dengan berkurangnya jumlah HIV di dalam tubuh hingga ke tingkat HIV tidak dapat dideteksi dengan tes darah (undetectable), maka orang tersebut tidak bisa menularkan HIV ke orang lain (untransmittable).

          Mari kenali resikonya! HIV tidak menyebar melalui jabat tangan, atau hanya sekedar berbicara, menggunakan pakaian yang sama dan duduk bersebelahan. Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik. Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman, menggunakan jarum suntik bersama-sama, melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup dan transfusi darah. HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita. Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus secara rutin mendapatkan pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV). ARV bekerja mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh. Dengan berkurangnya jumlah HIV di dalam tubuh hingga ke tingkat HIV tidak dapat dideteksi dengan tes darah (undetectable), maka orang tersebut tidak bisa menularkan HIV ke orang lain (untransmittable).

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">HTML</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*

Hi, How Can We Help You?
icon call center
Home Care
081337313044
icon call center
Call Center
(0361) 954573
icon call center
On Call/Alarm Center
081390249270